Flash Message

Senin, 09 Mei 2011

Nunggu di Halte, Tongseng yang Datang...

"Ruang makan publik" di halte Taman Musi
Halte ternyata bukan cuma untuk menunggu angkutan umum. Di Jl. Musi - Jakarta Pusat, orang ke halte justru untuk makan siang.

Ya, tongseng salah satu menunya! Lapak tongseng itu memang mangkal di samping-belakang halte, praktis area terbuka halte berubah menjadi ‘ruang makan publik’ - lengkap dengan hawa outdoor dan view lepas seutuhnya. Lebih happening

Di area halte yang ini juga menjadi pangkalan ojeg dan lapak tambal ban di sisi kiri-kanannya. Dan nyatanya, penyalahgunaan fasilitas ini justru 'dimanfaatkan' lebih dari sekedar menunggu dan sama-sama 'menikmati'. Yang jual dapat tempat strategis, yang makan dapat suguhan makanan enak. Klop!

Soal rasa, tongseng kambing sini lebih istimewa daripada kedai tongseng di Pondok Bambu - yang pernah saya cicipi - yang diklaim sebagai ‘langganan’ istana dan Cendana itu.

Masih pakai Anglo arang batok
Di jaman modern ini, tongseng boleh jadi termasuk salah satu menu lokal yang tak tergantikan oleh kemajuan teknologi: tetap menggunakan anglo (kompor arang) dengan arang batoknya. Kompor gas mungkin bisa mempercepat proses memasak, tapi sayangnya aroma 'sangit' khas asap arang artifisial hingga saat ini belum bisa diciptakan.

Selain pemanas jadoel tadi, pikulan tongseng yang khas (ditempatkan di atas gerobak dorong untuk kepraktisan) masih dipakai. Bahkan kipas yang digunakan pun masih manual, dari anyaman bambu. Lengkap sudah nuansa original tongseng ini.

Bagi yang ingin makan tongseng ini akan dipersilakan duduk di bangku plastik single di area halte. Dan saat matang, semangkuk tongseng pun di antar ke ‘meja’ marmer di bawah tiang halte yang sejatinya sebagai tempat duduk orang menunggu angkutan. Selain tongseng, pembeli yang mayoritas para pekerja kantor di sekitarnya itu juga bisa menikmati gule kambing.

Kuahnya kental-sedep, dagingnya... mmmpuk
Balik ke tongseng, kuahnya yang diambil dari kuah gule begitu kental. Terasa gurih-mantap, dengan daging yang empuk dengan bumbu yang meresap pas ditambah beberapa iris lemak dan isi khas gule kambing.

Di sini bisa memilih, mau duduk dengan view belakang halte yang notabene ada gerobak dagangan lain seperti mie ayam, dan pagar rumah orang, atau menghadap jalan sambil memperhatkan kendaraan yang melintas. No best view. Only best taste!


Pilih sendiri viewnya.. :)
Tongseng + nasi putih cuma  Rp 12 ribu saja. Kenyangnya poll, puasnya full! Yang jelas soal rasa… beginilah tongseng seharusnya. Kekurangannya minor saja: tak ada acar timun dan tambahan empingnya. Tapi secara keseluruhan... top markotob!

Nah, kalau kebetulan jam makan siang beredar di kawasan ini, singahlah. Dan selamat menunggu di halte Taman Musi.. sampai pesanan tongseng di siang bolong datang!
(Irawan NS)

Good food ends with a good talk. 

Tongseng Halte Taman Musi: Jl. Musi (hook jl. Lematang), Jakarta pusat (hanya jam makan siang)


Tidak ada komentar: