Burger Batok: nyentrik dengan elemen grafis etnik |
Ada burger dalam tempurung! 'Bungkus' bernuansa etnik di kedai ini 'sukses' membangun atmosfir lokal hingga menyulap menu asing ini bagai 'bule rasa kampung'.
Genta dgn efek nada khas Jawa/Sunda |
Roti isi daging bakar yang secara genetik turunan bule itu justru sangat 'njawani'. Dilokalkan sedemikian rupa hingga terasa dekat dengan selera lidah Nusantara.
Di kedai yang berlokasi di Kompleks Waroeng Kampung, Jalan Swadaya di samping Markas Polsek Metro Duren Sawit Kalimalang, Jakarta Timur ini, burger yang sudah 'berbaur' dengan rasa lokal memiliki identitas baru.
Di kedai yang berlokasi di Kompleks Waroeng Kampung, Jalan Swadaya di samping Markas Polsek Metro Duren Sawit Kalimalang, Jakarta Timur ini, burger yang sudah 'berbaur' dengan rasa lokal memiliki identitas baru.
Siapapun yang datang ke sini akan disambut ruang lapang tanpa sekat dengan elemen-elemen grafis bernuansa etnik dan sentuhan humor khas Jawa. Di selasar samping yang juga berfungsi sebagai ruang santap, beberapa perangkat kursi-meja dari bambu dan kayu jati lawas tersebar. Sementara dindingnya terlihat meriah dengan kolase aneka grafis warna-warni dan tulisan yang menggelitik.
Makan burger dari dalam batok, ngopi pakai cangkir batok |
Disebut burger batok karena mengacu pada keunikan cara masak dan penyajiannya. Daging dibakar di dalam batok kelapa, dioles dengan saus barbeque khusus, keju parut dengan mayones berpadu dalam sayuran yang "Indonesia banget": kol dan tomat. Rotinya cukup lembut dan empuk.
Burger dihidangkan sekaligus dengan batok yang cukup untuk membuat panas burger lebih lama, ditambah sensasi aroma wangi sangit khas batok pada kulit roti.