Namanya "Martabak Telor Senayan" karena pak Haji Solihin - si pemilik usaha yang betawi tulen ini sejatinya memang putera asli Senayan, jauh sebelum kawasan itu jadi 'pusat peradaban' seperti sekarang.
Kedai ini buka sore mulai jam 5 sampai jam 10-an malam, tapi kadang tutup lebih cepat. Martabaknya tebal, isinya benar-benar "full" dengan kombinasi daging giling yang sudah dibumbu, telor bebek, irisan daun bawang, dan bawang bombay segar. Dagingnya pun benar-benar bagus - tak 'dioplos' dengan otot atau tetelan.
Itulah kesan pertama saya saat mencicipinya pertama kali di tahun 2000-an awal. Dan tak ada yang berubah sedikit pun sampai detik ini, kecuali satu: harganya :)
Tebalnya tak susut saat dibawa pulang. |
Pernah sekali waktu, saat kedai martabak ini tak jualan, saya coba beli martabak di gerobak lain di sekitar situ.
Dengan spec sama (pakai 3 telor bebek), ternyata hasilnya beda! Lebih tipis, cenderung mengempis, isinya pun tak semelimpah martabak langganan.
Di mana-mana, isi martabak telor boleh saja sama. Tapi yang satu ini sangat spesial.